Selasa, 08 Juli 2014

ARTIKEL DASAR dan TUJUAN PENDIDIKAN dalam KURIKULUM 2013

Berbagai Lapisan Masyarakat Kurang Siap Menghadapi Kurikulum 2013
Pendidikan merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap individu. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pendidikan, baik itu secara formal, nonformal, dan informal. Di Indonesia banyak lembaga-lembaga pendidikan yang bersifat formal yang telah didirikan. Mulai dari tingkat dasar hingga ke perguruan tinggi. Pendidikan nonformal pun tidak mau ketinggalan. Banyak para aktivis-aktivis yanh telah mendirikan sekolah untuk mereka yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal. Bahkan di luar negeri lebih banyak sekolah non formal dan mereka bisa menjadi orang sukses juga seperti orang-orang yang duduk di bangku sekolah. Malah ada yang lebih sukses dari orang yang mengenyam pendidikan formal. Sebenarnya kualitas dua pendidikan ini sama saja. Bedanya dalam hal ini pendidikan formal bergantung kepada peraturan pemerintah. Meskipun pendidikan formal di bawah naungan pemerintah, itu tdak menjamin pendidikan formal kualitas bagus karena semua itu tergantung kepada pribadi tiap individunya. Jika mereka rajin, ulet, dan bersungguh-sungguh maka mereka akan berhasil. Pepatah mengatakan ” barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dialah pemenangnya”.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di Asia Tenggara. Meskipun demikian tentunya pendidikan di indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju lainnya. Akan tetapi pelaksanaannya belum tepat karena masih banyak masalah-masalah yang timbul dalam pendidikan di Indonesia. Seperti pemerataan pendidikan, biaya pedidikan, sistem sekolah yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, kualitas guru, dan yang saat ini ramai diperbincangkan yaitu masalah kurikulum yang saat ini diterapkan di Indonesia.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik serta kebutuhan lapangan kerja. Subandiyah (2001:4-6) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum yaitu, komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar.
Tujuan yang ada di kurikulum inilah naantinya yang akan menentukan ke arah mana sebenarnya pendidikan itu berjalan. Tanpa adanya kurikulum mingkin sekolah-sekolah akan kebingungan hal apa yang akan diberikan kepada anak ddik mereka karena pembelajaran di sekolah disesuaikan denga kurikulum yang ada.tapi bagaimana jika kurikulum tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang ada atau malah dipaksakan untuk mengikuti kurikulum tersebut.
Saat ini di Indonesia mebnerapkan kurikulun 2013 yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014. Sebelum menerapkan kurikulum 2013 ini, Indonesia yang menerapkan berbagai macam kurikulum sebelumnya. Mulai sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Perubahan kurikulum ini dilaksanakan karena untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Tentunya perubahan kurikulum ini tidak asal dibuat karena perubahan ini telah memperhatikan keadaan pendidikan yang ada di Indonesia. Kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi,pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan
Kurikulum 2013 ini tentu disesuaikan dengan perkembngan pendidikan yang sat ini semakin rumit. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan memahami tujuan dan dasar kurikulum 2013 ini. Jangankan masyarakat, di Indonesian sebagiab besar guru belum cukup mengetahui hal-hal yang akan dilakukan ketika kurikulum ini dijalankan. Meskipun telah ada pengenalan dan pelatihan terhadap gugu-guru pengajar mengenai kurilkulum 2013 ini. Hal ini terjadi karena hanya sebagian guru yang ditunjuk mengikuti pelatihan tersebut. Padahal dalam hal ini seorang guru sangat penting untuk mengetahui kurikulum 2013, karena melalui guru inilah perserta didik mengetahui kurikulum yang diterapkan di Indonesia ini. Di sisi lain kondisi psikis anak juga perlu diperhatikan. Kurukulum 2013 ini masih deterapkan di beberapa sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mernerapkan kurikulum 2013. Lalu bagaimana dengan sekolah yang tidak menerapkan kurikulum 2013 ini, sedangkan anak didik tersebut satu jenjang dengan anak didik yanh sekolahnya talah menerapkan 2013. Tentunya sebagian dari mereka beranggapan bahwa mereka telah dibeda-bedakan.
Kurikulum 2013 juga menuai banyak kontroversi. Kurikulum ini pelaksanaanya tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Kurikulum ini juga tidak sesuai dengan evaluasi dari kurikulum sebelumnya yaitu KTSP 2006. Hal ini dapat menyebabkan rencana pengembangan kualitas pendidikan tidak sesuai dengan agenda yang telah direncanakan. Padahal pembuatan kurikulum sebelumnya disesuaikan dengan evaluasi-evaluasi dari kurikulum sebelum-sebelumnya dan mungkin hanya terdapat beberapa perubahan karena terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan pendidikan saat ini. Selain itu dalam pembuatannya pemerintah tidak melibatkan semua lapisan, karena pemerintah beranggapan bahwa kebutuhan guru dengan peserta didiknya sama. Padahal jika ditelusuri lebih dalam banyak keinginan mereka untuk memajukan pendidikan ini yang tidak tersalurkan dan pendidikan yang berkualitas akan tercipta apabila terjadi hubungan yang sangat baik antara pemerintah, pendidik, maupun peserta didik. Maksudnya dalam hal ini seharusnya pemerintah melibatkan semua komponen masyarakat dalam pembuatan kurikulum 2013, jadi tidak ada kebingungan atau masalah yang akan terjadi. Selain itu ada beberapa hal yang sangat bertentangan seperti pengintegrasian pelajan IPA dan IPS ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal ketiga pelajaran ini sangatlah berbeda alurya. Lebih parahnya sistem ini diterapkan di sekolah dasar. Secara psikologis anak sekolah dasar belum mengerti tentang pengetahuan alam. Meskipun mereka mengetahu tentang alam melalui kehidupan sehari-hari tapi ada pelajaran yang mereka tidak ketahui asal-usulnya dengan jelas, seperti pelajaran tentang  zat-zat berbahaya, cahaya, cuaca, bunyi, organ-organ tubuh manusia, tumbuhan, hewan dan sebagainya. Teori penggabungan ilmu ini sudah pernah dipostulatkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Filsuf Perancis ini menggunakan prinsip historis dalam usaha mengelompokkan ilmu pengetahuan. Ilmu digabungkan berdasarkan pada dua aspek yaitu ilmu tertua-ilmu termuda dan selanjutnya ilmu terumum-ilmu terkhusus.Logika, matematika, astronomi (ilmu tertua) dipisahkan dari fisika, kimia, biologi, sosiologi (ilmu termuda). Lalu, dari setiap disiplin ilmu itu masih umum. Karena itu belakangan, muncul cabang-cabang ilmu yang lebih khusus lagi. Mungkin hal yang dapat diterima adalah pengintegrasian pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tingkat sekolah menengah pertama karena disini TIK menjada sarana pada semua mata pelajaran, yang dimana TIK tidak berdiri sendiri.
Dalam hal ini bukan hanya peserta didik yang kebingungan, para gurupun dubuat kerepotan. Pasalnya banyak guru yang kurang siap menghadapi kurikulum 2013. Para guru dituntut untuk merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan mereka juga melakukan penilaian secara autentik. RPP merupakan implementasi dari silabus sebagai program pengajaran. RPP Kurikulum Pendidikan Dasar 2013 berisi perihal yang langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran didalam usaha pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar. Belum terdapat banyak kursus yang dikerjakan oleh kemdikbud untuk guru-guru saat menerapkan Kurikulum 2013, terhitung saat menyusun RPP yang cocok silabus Kurikulum 2013. Saat menyusun RPP guru mesti mencantumkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dapat disusun didalam RPP tersebut. Didalam RPP dengan rinci mesti berisi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, beberapa langkah aktivitas pembelajaran, sumber studi, serta penilaian. Sedangkan dal hal ini guru belum cukup dibekali keterampilan dalam merancang RPP karena penerintah hanya membekali guru seadanya, padahal kunci keberhasilan ada di tangan guru. Guru merupakan kuncinya, tapi bagaimana mana bisa terjadi perubahan karakter pada anak kalau guru hanya dilatih lima hari ketika kurukulum 2013 diterapkan. Jangan jadikan guru itu pengajar, tapi pendidik. Jadi dalam hal ini seahrusnya pemerintah menyediakan sarana yang lebih memada lagi untuk menerapkan kurikulum 2013. Jangan sampai anak didik jadi yang dikorbankan.
Jadi dalam menghadapi kurikulum 2013 ini, berbagai lapisan masyarakat harus bisa mengikuti alur yang telah ada, meskipu mereka kurang paham terhadap kurikulum 2013 yang di terapkan saat ini. Karena kurikulum ini sebagian telah diterapkan di berberapa sekolah , jadi mau tidak maumasyarakat harus mengikuti kurikulum 2013 ini. Pemerintah dalam memutuskan untuk memakai kurikulum 2013 pada thun ajaran kali ini tentunya didiringi dengan berbagai pertimbangan. Dan pertimbangan-pertimbangan itu tentunya disesuaikan dengankeadaan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita dukung rencana pemerintah ini, karena hal ini demi masa depan para bangsa kita dan kebaikan kualitas pendidikan yang ada di negara kita ini. Dengan adanya kurikulum 2013 ini pendidikan tekontrol. Selain itu kurikulum 2013 ini juga membantu penerus bangsa untuk lebih aktif dan kreatif dalam memecahkah suatu masalah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar